Historis Pergerakan IHSG Menghadapi 6X Kenaikan Suku Bunga AS
IHSG
pada perdagangan kemarin ditutup melemah -2.40%, sekaligus menjadi
pemimpin penurunan indeks di kawasan asia, bahkan secara indeks dunia
utama IHSG mencatatkan rekor terburuk bersama Turki BIST 100 yang
mencatatkan penurunan 2.41%.
Kekhawatiran atas meningkatnya T-Note 10th AS yang mencapai level 3.99 bahkan pada saat penulisan artikel ini sudah berada di level 4.29 menjadikan aset surat berharga dan dollar AS terlihat menjadi lebih menarik, hal ini juga menjadikan kekhawatiran terjadinya inflasi yang dapat mempengaruhi The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunganya (FFR).
Kekhawatiran pelaku pasar atas adanya ekspektasi bahwa The Fed dapat lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunganya di tahun ini bahkan bisa sampai dengan 4x menjadikan dollar AS semakin kuat salah satu mata uang yang terkena dampak penguatan mata uang AS ini yaitu mata uang Rupiah yang sempat melemah hingga menyentuh 14.045/dollar AS dalam perdagangan intraday hal ini menyebabkan kepanikan pelaku pasar sehingga berdampak pada pasar ekuitas, IHSG terkapar tak berdaya dan ditutup melemah selama 4 (empat) hari berturut-turut.
Sekarang mari kita lihat historis pergerakan IHSG dalam menghadapi kenaikan Federal Fund Rate (suku bunga AS) sebanyak 6x :
Historis Kenaikan FFR
Terlihat dari grafik di atas bahwa The Fed sudah melakukan pengetatan kebijakan moneternya yaitu dengan menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 6x selama kurun waktu Desember 2015 sampai dengan Maret 2018.
Dari grafik di atas dapat terlihat setiap kali ada kenaikan FFR dapat mengakibatkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah indonesia tenor 10 tahun.
Seperti kita ketahui bersama bahwa hubungan pergerakan obligasi pemerintah dengan IHSG adalah korelasi negatif jadi setiap kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dapat menyebabkan penurunan IHSG.
Yang menjadi catatan penting disini adalah selama periode kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 6x dari mulai desember 2015 sd Maret 2018, selama periode itu juga IHSG terus melanjutkan rally kenaikannya dan mencapai level high baru.
Jadi apabila kita ambil kesimpulan bahwa kenaikan Suku Bunga AS itu dapat dimaknai positif untuk perekonomian amerika dan global, karena kenaikan suku bunga AS saat ini menandakan ekonomi AS terus tumbuh dan ekspansif, Suku Bunga AS saat ini masih berada di level yang sangat rendah rendah yaitu 1.75% karena sebelum badai krisis tahun 2008 suku bunga AS berada di level 5.25% dan pada saat krisis di tahun 2008 tingkat suku bunga AS berada di level 0.25%.
Tetaplah tenang dalam menghadapi realitas penurunan IHSG saat ini apabila ada isu akan terjadi siklus 10 tahunan/crash IHSG penulis tidak menemukan dasar/asumsi yang kuat atas argumen tersebut dan isu perang dagang pun sekarang sudah mulai mereda dengan adanya negosiasi2 antara negara-negara yang terlibat didalamnya.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat.
Teruslah Berinvestasi
Wassalam
Kekhawatiran atas meningkatnya T-Note 10th AS yang mencapai level 3.99 bahkan pada saat penulisan artikel ini sudah berada di level 4.29 menjadikan aset surat berharga dan dollar AS terlihat menjadi lebih menarik, hal ini juga menjadikan kekhawatiran terjadinya inflasi yang dapat mempengaruhi The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunganya (FFR).
Kekhawatiran pelaku pasar atas adanya ekspektasi bahwa The Fed dapat lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunganya di tahun ini bahkan bisa sampai dengan 4x menjadikan dollar AS semakin kuat salah satu mata uang yang terkena dampak penguatan mata uang AS ini yaitu mata uang Rupiah yang sempat melemah hingga menyentuh 14.045/dollar AS dalam perdagangan intraday hal ini menyebabkan kepanikan pelaku pasar sehingga berdampak pada pasar ekuitas, IHSG terkapar tak berdaya dan ditutup melemah selama 4 (empat) hari berturut-turut.
Sekarang mari kita lihat historis pergerakan IHSG dalam menghadapi kenaikan Federal Fund Rate (suku bunga AS) sebanyak 6x :
Historis Kenaikan FFR
Terlihat dari grafik di atas bahwa The Fed sudah melakukan pengetatan kebijakan moneternya yaitu dengan menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 6x selama kurun waktu Desember 2015 sampai dengan Maret 2018.
Dari grafik di atas dapat terlihat setiap kali ada kenaikan FFR dapat mengakibatkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah indonesia tenor 10 tahun.
Seperti kita ketahui bersama bahwa hubungan pergerakan obligasi pemerintah dengan IHSG adalah korelasi negatif jadi setiap kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dapat menyebabkan penurunan IHSG.
Yang menjadi catatan penting disini adalah selama periode kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 6x dari mulai desember 2015 sd Maret 2018, selama periode itu juga IHSG terus melanjutkan rally kenaikannya dan mencapai level high baru.
Jadi apabila kita ambil kesimpulan bahwa kenaikan Suku Bunga AS itu dapat dimaknai positif untuk perekonomian amerika dan global, karena kenaikan suku bunga AS saat ini menandakan ekonomi AS terus tumbuh dan ekspansif, Suku Bunga AS saat ini masih berada di level yang sangat rendah rendah yaitu 1.75% karena sebelum badai krisis tahun 2008 suku bunga AS berada di level 5.25% dan pada saat krisis di tahun 2008 tingkat suku bunga AS berada di level 0.25%.
Tetaplah tenang dalam menghadapi realitas penurunan IHSG saat ini apabila ada isu akan terjadi siklus 10 tahunan/crash IHSG penulis tidak menemukan dasar/asumsi yang kuat atas argumen tersebut dan isu perang dagang pun sekarang sudah mulai mereda dengan adanya negosiasi2 antara negara-negara yang terlibat didalamnya.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat.
Teruslah Berinvestasi
Wassalam
Tidak ada komentar